TEORI RESEPSI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT. Karena dengan karunia dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “TEORI RESEPSI”.
            Penulis menyadari penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi material maupun dari segi penyampaian kata bahasa, namun penulis berusaha menampilan yang terbaik.
            Dalam penyusun makalah ini penulis banyak mendapatkan kesulitan dan hambatan namun bimbingan  dan pengaran dari berbagai pihak akhirnya makalah dapat terselesaikan pada waktunya, oleh karena itu, segala pendapat saran dan keritan yang membangun sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
            Lepas dari segala kekurangan yang ada semoga mkalah ini dapat bermamfaat bagi penulis khususnya, bagi pembaca umumnya. Sayah bertrimakasih kepada dosen pembimbing yang telah sediah membantu membimbing dalam membuat makalah ini




BAB I
PENDAHULUAN

1.      Pendahuluan
Teori resepsi adalah toeri yang mementingkan tanggapan pembaca ter  hadap  karya sastera dalam situasi tertentu dan teori resepsi juga memberikan hak kepada pembaca untuk mengkritik dan memberi terhadap penilaian karya sastra. Teks dalam pengertian hermeneutik mempunyai makna lahiriah dan batiniah,pembaca diberi langkah-langkah untuk sampai kepada makna batiniah, apabila suda ber jayah barulah dianggap pembaca itu sampai kepada hakikat teks ( Mcquillan, Martin, 1999 : 140-148).

BAB II
PEMBAHASAN

1.    Definisi Teori
       Ressepsi sastera diterjemakan dari perkataan rezeptionsthetik yang dapat disamakan dengan literary response ( Norma, Holland, 1974 ), rezeption thetik boleh juga diterjemakan sebagai ‘penerimaan estetik’ sesuai dengan Resthetik of reception. Istilah resepsi sastera ataupun teori resepsi  digunakan oleh France Maragalli pada tahun 1980. Teori resepsi  bermakna bagaiman pembaca memberikan makna terhadap karya sastra yang d ibacanya sehinggah dapat memberiakan reaksi atau tanggapan baik bersifat pasif atau juga aktif.

2.    Sejarah Pembacaan Makna.
     Ingarden tekah membicarakan teori resepsi dari sudutkonkretisasi dan rekontruksi. Karya sastra terdiri dari hal-hal yang tidak pasti atau mempunyai berbagai kemungkinan. Kemungkinan–kemungkinan ini dalam hubungan estetik, telah dijadiakan suatu yang pasti melalui konkretisasi karya sastra itu oleh pembacanya sehinggah ia mendapat nilai estetikanya.
Seterusnya, Stahlely Fish ( 1972 ) telah mengaitkan bagaimana orang dapat memahami suatu karya berdasarkan unsur linguistiknya. Menurut Vodika, dalam menganalis suatu karya ada beberapa perkara yang perlu ditekankan yaitu:
1.      Rekonstruksi kaedah sastra dan kompleks anggapan tentang sastra pada suatun sastra.
2.      Rekonstruksi sastra suata masa.
3.      Studi tentang konretisasi karya sastra.
4.      Studi tentang keluasan pengaruh dan kesan dari suatu karya  dalam lapangan sastra bukan sastra. ]

            Teori resepsi juga dikembangkan oleh jaus dan iser. Jauss ( 1978 ) menumpukkan perhatiannya kepada bagaima suatu karya diterima pada suatu masa tertentuberdasarkan suatu orizon yaitu aspek penilaian dalam penerimaan tertentu atau horizon tertentu yang diharapkan. Iser ( 1978 ) menekankan perlunya mempelajari reaksi pembaca sebagai jawaban terhadap teks. Karya satra akan menimbulkan kesan tertentu kepada pembacanya. Dalam proses pembaca akan ada interaksi antara hakikat karya itu dengan teks luar kemungkinan memberi kaedah dan nilai yang berbeda.


3.    Konsep Pembaca dan Khalayak.
Secara umum, pembaca ialah yang menjadi khalayak kepada sebuah teks tertentu. Dan membaca mempunyai dua proses pemahaman dan penginterpretasian. Kata Limberto Eko ( 1975 ), pem baca harus mengalami dua proses semiosis dan semiotik, yang pertama memahami apa yang di ajukan dan yang kedua memehami apa yang disiratkan oleh segala persilangan tanda yang terdapat dalam tekas.

4.    Keadaan Bacaan dan Krikan.
Teori respon pembaca atau resepsi mempunyai beberapa kaedah, secara umum, prinsip teori resepsi berbagi yaitu :
1.      Teori resepsi bertolak dari pada suatu pembicaraan sama penerimaan atau penolakan yang melihat fungsi dan hubungan antaraq karya dan pembaca. Kemudian, menelitik reaksi pembaca terhadap makna-makna yang terkadang di dalam teks.
2.      Terdapat dua perkana atau peringkat  yang terjadi pada pengarang sewaktu dia membaca sebuah karya yaitu mencobak untuk melakukan konkritisasi dan mencoba membina atau merekontruksi karya tersebut.
Manakalah dalam imaginasi pembaca terdapat sama, konkritisasi antar rekontruksi yang memberikan dua kesan yaitu :
a.       Menerima dalam menerima itu terdapat dua perkara yang berlaku yaitu:
1.      Rekonstruksi terhadap karya sebelumnya
2.      Menerima karya tersebut secara struktural
b.      Menolak – dalam menolak terdapat dua perkara yaitu:
1.      Menolak karena daif.
2.      Menolak karena ada unsur-unsur parodi terhadap karya-karya yang berlebihan.
3.      Dalam sebuah teks mempunyai skemanya.
4.      Seseorang pembaca itu mempunyai kesanggupan atau daya pemahaman  yang berbeda.
5.      Dalam sebuah masyarakat perlunya norma dalam kehidupan.
6.      Terdapat dua jenis penerimaan yaitu yang bercocok singkronis dan penerimaan yang dihubungkan dengan kepercayaan agama atau unsur-unsur didaktik.
Penerimaan teori resepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang dapat di terima oleh para khalayak yaitu:
1.      Faktor intelektual atau akaliah.
2.      Faktor perasaan atau emosi.
3.      Faktor gender, taraf  penerimaan diantara seorang lelaki dengan perempuan yang berbeda.
            Yang paling penting dalam teori resepsi adalah pembaca. Pembaca dapat dibagi dua yaitu ‘pembaca biasa’ dan ‘pembaca ideal’. Dalam pembaca idedal dibagi menjadi dua, yaitu pembaca yang implisit (umur Junus, 1985 : 52). Pembaca biasa adalah pembaca dalam arti sebenarnya yang membaca suatu karya sebagai karya sastra dan bukan sebagai bahan penelitian. Pembaca yang ideal pula dikatakan sebagai pembaca yang berpengetahuan.
            Terdapat tujuh cara suatu proses seorang pembaca dapat diterangkan dan menerima suatu proses pembacaan yaitu :
1.      Parafrasa
2.      Analisi isi
3.      Penentuan bagian teks yang relevan
4.      Asosiasi bebas
5.      Perbedaan semantik
6.      Close procedure, ini bekerja dengan suatu cara tertentu
7.      Free card sorting menggunakan sistem kata yang masing-masing mengandung satu arti.

BAB III
PENUTUP

3.      KESIMPULAN
Dapatlah dirumuskan bahwa teori repons pembaca mengemukakan cara-cara pembaca mengespresiasi dan menikmati karya sastra sebagai suatu proses dan strategi pembacaan untuk memahami dan membentuk makna. Dan makna itu akan berbeda-beda menurut pendidikan, pengalaman, atau yang dianutnya.



DAFTAR PUSTAKA
Eco, umberto, 1979, The Pole of  The Reader : Exploration in the Semiotics of Texts. Bloomington : Bloomington University Press.
Hollad, Norman, 1975, Reader Reading, New Haven, New Press, Isa, Wolfgang, 1974, The Impliet Reader : Patterns of Communication in Prose Fiction From Bunyan to Backett, London : The Johns Hopkins University Press. Iser, Wolfgang, 1978, The Act of Reading. Theory of Aesthetic Response. Baltimore : Johns Hopkins University Press.
Jauss, Hans Roberts, 1978, “Litery  History as Challenge to Literary Theory”. Dalam Cohen, Ralph (ed), New Direction in Literary History, London : Routledge. Jauss, Hans, Roberts, 1980, aesthetic Experience of Literary Hermenuetics, Minneapolis : Minneapolis University Press.
Umar Junus, 1985, Resepsi Teori : Sebuah Pengantar, Jakarta : Gramedia.





       

2 komentar: