Dinamika Komunikasi Dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Masyarakat

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELKANG
            Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masayarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.
Reformasi dibidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengauh terhadapa pembangunan kesehatan.Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan.Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran.Ketiga, Tantangan global sebagai akibatdari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Keempat, Perubahan lingkungan. Kelima, Demokratisasi.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dampak komunikasi kesehatan masyarakat
            Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.
            Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang artinya sama. Jadi, secara etimologis komunikasi berarti proses untuk memperoleh pengertian yang sama. Berdasarkan arti praktisnya, komunikasi adalah suatu proses pengiriman atau penerimaan informasi, berita atau pesan antara dua orang atau lebih dengan menggunakan cara yang tepat, sehingga informasi, berita atau pesan yang dimaksud dapat dimengerti oleh keduanya.
Untuk lebih jelas lagi, berikut ini disajikan beberapa definisi komunikasi menurut para ahlinya.
1.      Murphy, komunikasi adalah seluruh proses yang diperlukan untuk mencapai pikiran-pikiran yang dimaksud oleh orang lain.
2.      Harwood, komunikasi adalah proses untuk membangkitkan perhatian orang lain yang bertujuan untuk menjalin kembali ingatan-ingatan.

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman atau penyampaian berita atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha untuk mendaparkan saling pengertian. Definisi tersebut memberi pengertian yang sangat luas, oleh karena tidak hanya menitik beratkan pada segi manusia saja tetapi juga proses, isi berita dan alatnya.
Setiap hari bahkan setiap saat orang-orang melakukan hubungan komunikasi. Tanpa berkomunikasi dengan orang lain maka kehidupan manusia sebagai makhluk sosial menjadi tidak bermakna. Komunikasi inilah yang menyebabkan kehidupan manusia dapat berkembang dan berkelanjutan. Dalam prakteknya komunikasi bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Tidak sedikit orang mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan komunikasi. Bahkan perusahaan bisnis menjadi macet atau terhambat akibat para pengelolanya tidak memanfaatkan komunikasi sebagai bagian dari pada produksi. Terhambatnya komunikasi tidak hanya dialami perusahaan saja tetapi juga oleh banyak orang dalam berbagai profesi. Bahkan tidak sedikit orang yang kurang menghargai pentingnya peranan komunikasi dalam kehidupannya. Sebaliknya orang-orang yang pandai memanfaatkan komunikasi kehidupannya cenderung berkembang pesat, baik dalam berusaha (karier perusahaan) maupun dalam berorganisasi sosial.

2.2  Komunikasi Interpersonal
Menurut Wiryanto (2004), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Sedangkan menurut Febrina (2008), komunikasi interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu didalam kelompok kecil. Komunikasi interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok-kecil. Model Jendela Johari memusatkan pada keseimbangan komunikasi interpersonal. Termasuk dalam komunikasi interpersonal adalah :
·         Pidato
·         Komunikasi nonverbal
·         Penyimpulan
·         Parafrase

Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses-proses seperti:
·         Perdagangan
·         Konseling
·         Pelatihan
·         Bimbingan
·         Pemecahan konflik

Komunikasi interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang psikologi, terutama analisis transaksional. Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu, dan lain-lain. Untuk melakukan komunikasi dengan baik, sebaiknya kita mengetahui situasi dan kondisi serta karakteristik lawan bicara kita. Sebagaimana yang kita tahu,bahwa setiap manusia itu seperti sebuah radar yang melingkupi lingkungan. Manusia bisa menjadi sangat sensitif pada bahasa tubuh, ekspresi wajah, postur, gerakan, intonasi suara dan masih banyak lagi. Untuk mengefektifkan komunikasi, dinamika komunikasi interpersonal harus senada dengan perkataan kita. Kata-kata lebih jarang digunakan oleh orang yang terlingkupi makna dari komunikasi itu sendiri. Tanpa menyadari adanya orang-orang semacam itu, yang melakukan komunikasi, termasuk faktor-faktor dalam dinamika komunikasi interpersonal, pasti kehilangan apa sesungguhnya yang akan dikomunikasikan.
Pada saat yang sama, jika orang berkomunikasi tanpa memahami keseluruhan dinamika komunikasi interpersonal dari hati dan pendengarannya orang yang diajak berkomunikasi maka orang tersebut telah gagal dalam berkomunikasi. Bahasa tubuh, ekspresi wajah, postur, gerakan dan intonasi suara akan membantu individu untuk memberi penekanan pada kebenaran, ketulusan dan reliabilitas dari komunikasi itu sendiri sehingga komunikasi itu sendiri dapat mempengaruhi pola pikir lawan bicara kita.
Dengan demikian komunikasi interpersonal berfungsi untuk mengurangi atau mencegah timbulnya suatu konflik di dalam suatu organisasi atau kelompok masyarakat. Dengan adanya komunikasi interpersonal maka permasalahan kecil yang timbul dapat ditekan. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:



1.      Percaya (trust)
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
a.       Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.
b.      Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
c.       Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
2.      Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu:
a.       Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.
b.      Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menentukan cara mencapai tujuan.
c.       Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.
d.      Empati: menganggap orang lain sebagai personal.
e.       Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan.
f.       Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.
3.      Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dan lain-lain.
Tentunya yang diharapkan ketika konflik terjadi, dengan pendekatan komunikasi interpersonal ini maka kedua belah pihak akan berinteraksi untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masayarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah san hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan engara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.Reformasi dibidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengauh terhadapa pembangunan kesehatan.Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan.Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran.Ketiga, Tantangan global sebagai akibatdari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi,  telekomunikasi dan transportasi. Keempat, Perubahan lingkungan. Kelima, Demokratisasi.
            Peubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
            Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
            Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
  • Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.
  • Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak hanya berada ditangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan masyarakat dan potensi swasta.
  • Memlihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif.

Dampak Komunikasi kesehatan masyarakat

  • Dengan alat-alat (sarana) komunikasi, seperti televisi, teater-teater, buku-buku dan lain-lain maka pada gilirannya akan tampak perubahan-perubahan besar di dalam masyarakat. Perubahan itu terutama pada cara berpikir orang banyak dan pada apa yang dihargai oleh masyarakat (yaitu sesuatu yang dianggap bernilai oleh masyarakat). Mobilitas sosial menjadi tinggi, baik di sektor pekerjaan maupun kesehatan masyarakat. Masyarakat di satu desa akan dengan mudah berhubungan dengan relasi-relasinya di desa-desa atau di kota yang lain. Secara singkat, pada gilirannya perubahan-perubahan besar tersebut mengarah pada apa yang biasa dinamakan modernisasi. Banyak di antara negara-negara berkembang yang tidak sungguh-sungguh memperhatikan komunikasi kesehatan. Pertama proses kesehatan masyarakat menuntut banyak hal sekaligus. Kedua, investasi dalam bidang komunikasi mempunyai akibat yang berbeda-beda dalam berbagai aspek proses pembangunan kesehatan masyarakat. Ketiga, investasi komunikasi bukanlah suatu hal yang terpisah-pisah. Keempat, pengambilan kebijakan harus dibuat mengenai berbagai aspek lain dari sistem komunikasi itu.
    Dalam sistem komunikasi masyarakat yang paling maju pun senantiasa terjadi interaksi yang kompleks antara sistem media massa yang modern dengan jaringan komunikasi tradisional yang berupa komunikasi dari mulut ke mulut. Suatu masyarakat modern bukanlah suatu masyarakat massal yang tanpa norma dan tanpa hubungan pribadi yang terlepas dari kelompok-kelompok primer (primary groups). Masyarakat modern itu adalah suatu sistem yang terdiri dari keluarga-keluarga, perkumpulan-perkumpulan, suku bangsa-suku bangsa, kelas-kelas, organisasi-organisasi politik dan kelompok-kelompok persahabatan.
    Di negara-negara berkembang pada umumnya merupakan masyarakat yang dualitas, di mana pengetahuan atau gambaran tentang hidup yang dimiliki penduduk kota dengan penduduk desa tidak sama. Di negara-negara maju, keadaan seperti ini tidak terjadi karena media komunikasi massa tersebar secara luas, baik di kota maupun di desa. Media massa lebih cepat menimbulkan keinginan-keinginan yang baru daripada menimbulkan kemampuan untuk memenuhi atau mewujudkan keinginan-keinginan itu sendiri. Dengan demikian, suatu pengembangan media massa tidak boleh berdiri sendiri, dia haruslah merupakan bagian dari rencana pembangunan kesehatan yang menyeluruh.
  • Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih dan pesat luar biasa ini semakin sulit diramalkan dampaknya secara eksplisit di masa-masa yang akan datang. Yang dapat dipahami bahwa di antara masyarakat ada yang memberikan respons positif, akan tetapi juga terdapat yang merespons negatif dan penuh kekhawatiran. nyang disukai kelompok sasaran.
Merancang program komunikasi, pada tahap ini telah dapat menentukan perubahan perilaku dan menempatkan pesan dengan tepat dengan memadukan semua informasi yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikomunikasikan dengan dukungan seperti audio visual (video, film), oral (radio), cetak (poster, leaflet), visual (flip charts).
















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang artinya sama. Jadi, secara etimologis komunikasi berarti proses untuk memperoleh pengertian yang sama. Berdasarkan arti praktisnya, komunikasi adalah suatu proses pengiriman atau penerimaan informasi, berita atau pesan antara dua orang atau lebih dengan menggunakan cara yang tepat, sehingga informasi, berita atau pesan yang dimaksud dapat dimengerti oleh keduanya.
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman atau penyampaian berita atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha untuk mendaparkan saling pengertian. Definisi tersebut memberi pengertian yang sangat luas, oleh karena tidak hanya menitik beratkan pada segi manusia saja tetapi juga proses, isi berita dan alatnya.
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar